Asumsi Penting dalam Perhitungan PSAK-24

Septianing Indah Aninditha Putri S. Aktr (Tehnikal Aktuaria)

PSAK-24 (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) adalah standar akuntansi yang mengatur perlakuan akuntansi atas imbalan kerja, termasuk kewajiban perusahaan untuk menyediakan imbalan jangka panjang seperti pensiun. Dalam penerapannya, terdapat sejumlah asumsi penting yang harus diperhatikan, karena perubahan pada asumsi tersebut dapat memengaruhi besaran kewajiban dan beban imbalan kerja.

1. Asumsi Demografis

Asumsi demografis berkaitan dengan karakteristik tenaga kerja yang diperhitungkan dalam pengukuran kewajiban imbalan kerja, antara lain:

  • Tingkat Mortalitas: Asumsi ini memperkirakan usia harapan hidup karyawan setelah pensiun, yang memengaruhi durasi pembayaran manfaat pensiun. Standar yang sering digunakan adalah tabel mortalitas dari lembaga asuransi atau standar populasi nasional.
  • Tingkat Turnover Karyawan: Merupakan estimasi tingkat karyawan yang akan meninggalkan perusahaan sebelum usia pensiun. Hal ini penting karena karyawan yang berhenti sebelum memenuhi syarat pensiun tidak akan menerima manfaat secara penuh.
  • Tingkat Pensiun Dini: Perusahaan perlu memperkirakan jumlah karyawan yang akan pensiun sebelum mencapai usia pensiun normal.
  • Tingkat Kenaikan Gaji: Asumsi ini memperkirakan kenaikan gaji di masa depan, yang akan memengaruhi besaran imbalan pensiun karena manfaat sering kali dihitung berdasarkan gaji terakhir.
2. Asumsi Keuangan

Asumsi keuangan mencakup faktor-faktor ekonomi dan kondisi pasar keuangan, antara lain:

  • Tingkat Diskonto: Tingkat diskonto digunakan untuk menghitung nilai kini kewajiban imbalan kerja yang akan dibayarkan di masa mendatang. Tingkat ini biasanya ditentukan berdasarkan suku bunga obligasi pemerintah atau obligasi korporasi berkualitas tinggi. Tingkat diskonto yang lebih tinggi akan mengurangi kewajiban karena nilai kini dari pembayaran masa depan menjadi lebih rendah.
  • Tingkat Inflasi: Tingkat inflasi memengaruhi kenaikan gaji dan biaya hidup di masa depan. Inflasi yang lebih tinggi akan meningkatkan kewajiban imbalan karena memperbesar estimasi kenaikan gaji.
  • Tingkat Pengembalian Investasi: Jika perusahaan memiliki dana pensiun, asumsi tingkat pengembalian investasi sangat penting dalam memproyeksikan dana yang tersedia untuk membayar kewajiban di masa mendatang. Tingkat pengembalian yang lebih rendah dari proyeksi dapat meningkatkan beban perusahaan.
3. Asumsi Lain yang Relevan

Selain asumsi demografis dan keuangan, terdapat asumsi lain yang mungkin relevan, tergantung pada kebijakan imbalan kerja perusahaan:

  • Durasi atau Umur Manfaat: Perusahaan harus memperkirakan durasi pembayaran manfaat setelah karyawan pensiun.
  • Metode Pembayaran Manfaat: Misalnya, apakah manfaat pensiun akan dibayarkan sekaligus atau dalam bentuk pembayaran berkala, yang dapat memengaruhi perhitungan kewajiban.

Berita Pilihan

Metodologi Dalam Laporan Perhitungan Aktuaria

Mengapa Perusahaan Harus Menghitung PSAK-24?

Bersama Kami, Wujudkan Strategi Keuangan Cerdas!

Scroll to Top
Open chat
1
Selamat datang di Kantor Konsultan Aktuaria Arya Bagiastra! Dengan pengalaman lebih dari 35 tahun, kami siap membantu Anda. Ingin konsultasi lebih lanjut? Klik di sini untuk chat dengan kami!