Septianing Indah Aninditha Putri S. Aktr (Tehnikal Aktuaria)
Dalam PSAK-24 (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 24), yang mengatur akuntansi terkait imbalan kerja, perusahaan diwajibkan untuk melakukan pengukuran kewajiban imbalan jangka panjang, seperti program pensiun. Salah satu hal penting dalam pengukuran ini adalah penggunaan metode penilaian aktuaria. Metode ini diperlukan untuk menghitung nilai kini dari kewajiban imbalan yang akan dibayarkan kepada karyawan di masa mendatang.
Metode Projected Unit Credit (PUC) merupakan metode yang paling umum digunakan dan diwajibkan dalam PSAK-24. Metode ini memperhitungkan manfaat yang telah diperoleh karyawan hingga saat ini, dan memperkirakan kenaikan manfaat tersebut di masa mendatang berdasarkan masa kerja dan proyeksi kenaikan gaji. Setiap tahun masa kerja karyawan dianggap memberikan satu unit tambahan manfaat, dan manfaat tersebut didiskontokan ke nilai kini dengan memperhitungkan berbagai asumsi aktuaria seperti tingkat diskonto, kenaikan gaji, serta tingkat mortalitas.
Karakteristik Utama Metode PUC
- Pembebanan Manfaat Secara Proporsional
Setiap periode masa kerja karyawan dianggap menghasilkan tambahan manfaat yang proporsional terhadap total manfaat yang akan diterima pada saat pensiun. Artinya, kewajiban dihitung setiap tahunnya berdasarkan manfaat yang sudah diperoleh hingga saat perhitungan, sehingga total kewajiban meningkat seiring dengan bertambahnya masa kerja. - Proyeksi Manfaat Berdasarkan Kenaikan Gaji
Dalam metode PUC, selain memperhitungkan manfaat yang telah terakumulasi hingga saat ini, perhitungan juga mempertimbangkan kenaikan gaji di masa depan. Hal ini penting karena dalam banyak program pensiun, manfaat dihitung berdasarkan gaji terakhir atau rata-rata gaji selama beberapa tahun terakhir sebelum pensiun. Oleh karena itu, proyeksi kenaikan gaji memegang peranan penting dalam menghitung kewajiban akhir. - Diskonto Kewajiban Masa Depan
Nilai manfaat yang akan dibayarkan di masa depan dihitung dalam bentuk nilai kini. Dengan menggunakan tingkat diskonto yang sesuai, seperti suku bunga obligasi pemerintah atau korporasi berkualitas tinggi, perusahaan dapat menghitung kewajiban imbalan kerja dalam nilai saat ini. Tingkat diskonto yang lebih tinggi akan menghasilkan nilai kewajiban yang lebih rendah, dan sebaliknya. - Penggunaan Asumsi Aktuaria
Metode ini sangat bergantung pada penggunaan asumsi aktuaria yang akurat, yang meliputi:- Tingkat Mortalitas: Untuk memproyeksikan usia harapan hidup karyawan pasca pensiun.
- Tingkat Turnover Karyawan: Untuk memprediksi berapa banyak karyawan yang akan meninggalkan perusahaan sebelum masa pensiun.
- Tingkat Pensiun Dini: Untuk mengantisipasi berapa banyak karyawan yang akan pensiun sebelum usia normal.
- Tingkat Kenaikan Gaji: Untuk memperkirakan kenaikan gaji di masa depan yang akan memengaruhi besaran manfaat pensiun.
Metode Projected Unit Credit wajib digunakan dalam menghitung kewajiban imbalan kerja jangka panjang seperti pensiun. Perusahaan perlu melakukan penilaian ulang secara berkala untuk memastikan kewajiban imbalan kerja yang tercatat dalam laporan keuangan tetap mencerminkan kondisi terkini. Penggunaan metode PUC memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan gambaran yang lebih tepat mengenai besaran kewajiban pensiun di masa depan, dan memastikan akuntabilitas serta transparansi dalam pelaporan keuangan.